Barangkali Anda sudah bosan makan nasi dan ingin mencari makanan alternatif lain. Sorgum bisa menjadi pilihan Anda. Tidak hanya mengenyangkan, dengan mengkonsumsi sorgum Anda akan mendapatkan banyak manfaat kesehatan sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam diversifikasi pangan.
Pemerintah sedang berupaya mencari pangan alternatif pengganti nasi untuk mewujudkan diversifikasi pangan dan mendukung keberhasilan program pangan B2SA, akronim dari bergizi, beragam, seimbang, dan aman. Sorgum, tanaman serealia yang berasal dari Afrika Timur, dapat dimanfaatkan sebagai pengganti beras karena memiliki kandungan gizi yang tinggi, terutama karbohidrat.
Di beberapa daerah, sorgum dikenal juga dengan sebutan cantel atau gandrung. Sorgum juga merupakan tanaman pangan lahan kering yang potensial dikembangkan di Indonesia. Menurut Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian Kementan RI, tanaman sorgum memiliki adaptasi yang baik terhadap lingkungan kering dan lahan marginal. Di Indonesia, budidaya sorgum tersebar di beberapa wilayah, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Sorgum manis (Sorghum bicolor L. Moench) adalah tanaman sejenis rumput-rumputan yang merupakan satu dari lima serealia teratas dalam produksi dunia setelah gandum, jagung, beras, dan jelai. Tinggi pohonnya menjulang dengan buah kecil yang terkumpul di ujung batangnya dan ditanam di ladang. Biji tumbuhan sorgum berbentuk bulat, kecil, dan berwarna agak kecoklatan.
Menurut Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian Kementan RI pada 2013, sorgum mengandung, antara lain, adalah zat besi, kalsium serta vitamin B1 dan B3. Dalam 100 gram sorgum terdapat kandungan 332 kalori, 11 gram protein, 3,3 gram lemak, 73 gram karbohidrat, 28 miligram kalsium, 1,1 milligram zat besi, dan 287 miligram fosfor. Sorgum mengandung senyawa polifenol seperti antosianin dan tanin, serta serat yang tinggi. Di antara jenis sorgum, sorgum hitam memiliki kandungan antosianin tertinggi dengan apigeninidin dan luteolinidin mencapai 36-50%. Antosianin pada sorgum memiliki efek antioksidan atau imunomodulator yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Kandungan peptida protein yang tinggi pada sorgum juga menjadikannya memiliki nilai fungsional sebagai antivirus.
Sorgum memiliki banyak manfaat kesehatan. Silamak Birhanu, peneliti dari Departemen Biologi di Woldia University, Ethiopia, menguraikan sejumlah manfaat potensial sorgum itu dalam artikelnya di International Journal of Food Engineering and Technology pada 2021.